LOMBA PEMUDA PELOPOR
“RUMAH SAREH”
Disusun sebagai Salah
Satu Syarat untuk
Mengikuti Lomba Pemuda
Pelopor
Tingkat Kabupaten
Purbalingga
Oleh:
SAREH SISWO SETYO
WIBOWO
BEDAGAS-PURBALINGGA
INDONESIA
A.
GAMBARAN UMUM PEMUDA PELOPOR
Sareh Siswo
Setyo Wibowo, M.Pd. adalah anak pertama dari pasangan H. Sutarso, S.Sos. dan
Hj. Romliyah, S.Pd.AUD. Lahir di Desa Bedagas Rt 12 Rw 06 Kecamatan Pengadegan
Kabupaten Purbalingga. Tepatnya pada hari Rabu Pahing tanggal 28 April 1993.
Beliau memiliki seorang adik perempuan yang bernama Sareh Hening
Kusumaningtyas.
Riwayat
pendidikannya dari TK Aisyiyah Bedagas, SDN 1 Bedagas (2005), SMPN 1 Pengadegan
(2008), SMA Takhassus Al Qur’an Klibeber Wonosobo (2011), IAIN Purwokerto
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (2015). Pada tahun 2018 beliau sudah
selesai menempuh pendidikan di Pascasarjana IAIN Purwokerto program studi
Pendidikan Agama Islam dan diwisuda dengan predikat sangat memuaskan
Riwayat
pekerjaannya yaitu semenjak semester 3 mulai mengajar di TPQ dengan bergabung
dalam Program Maha Santri. Setelah memperoleh gelar sarjananya, kemudian
bekerja di SD IT Annida Sokaraja (2015/2016). Disana beliau mengajar Pendidikan
Agama Islam. Kemudian beliau mencoba untuk mencari pengalaman dengan mengabdi
di SMK Muhammadiyah 3 Purbalingga dengan mengajar Bahasa Arab, Qur’an, dan
Ibadah (2016-2017). Sedangkan pada tahun ini beliau mengajar Pendidikan Agama
Islan dan Budi Pekerti di SMK N 1 Kaligondang.
Motto hidupnya
adalah “Aku Meneng Aku Pitik”. Agar menjadi orang baik itu mudah. Hanya tinggal
diam, maka kamu akan disangka orang baik. Akan tetapi menjadi orang bermanfaat
itu butuh perjuangan dan pengorbanan. Sehingga menurut pemikiran Sareh yang
sudah lebih maju, diam itu bahkan bukanlah kebaikan melainkan hinaan “pitik”.
Apabila ada kesalahan dalam bertindak itu adalah proses. Apabila gagal maka
asalkan bangkit dan berjuang lagi maka itu bukanlah kegagalan melainkan
kesuksesan yang tertunda. Mari menjadi manusia terbaik dengan banyak memberi
manfaat bagi orang lain!
B.
DATA PRIBADI PEMUDA PELOPOR
Nama : Sareh Siswo Setyo
Wibowo
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal
lahir : Purbalingga, 28 April 1993
Kewarganegaraan : Indonesia
Status
Perkawinan : Belum Kawin
Tinggi, berat
badan : 165 cm, 54 g
Kesehatan : Sangat Baik
Agama : Islam
Alamat Lengkap : Desa Bedagas RT 12/ RW 06
Pengadegan
Telpon/ HP : 089685734412
e-mail : professor.s3w@gmail.com
Latar Belakang Pendidikan
Formal
1999-2005 : SD NEGERI
1 BEDAGAS
2005-2008 : SMP NEGERI
1 PENGADEGAN
2008-2011 : SMA
TAKHASSUS AL-QUR’AN WONOSOBO
2011-2015 : S1
TARBIYAH PAI IAIN PURWOKERTO
2015-2018 : S2
TARBIYAH PAI IAIN PURWOKERTO
Non Formal
2008-2011 : Pondok
Pesantren Tahfidzul Qur’an Kalibeber Wonosobo
2013 :
Pelatihan Bahasa Arab Metode Tamyiz
2018 :
Pelatihan Bahasa Arab Metode Al Lubab
Prestasi
Penemu cara belajar ilmu tajwid dengan metode PITIK
Penemu cara belajar Bahasa Arab untuk pemula
C.
VISI-MISI PEMUDA PELOPOR
Visi:
Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang bermoral serta berwawasan
Global
Misi:
1.
Meningkatkan
wawasan dan kreatifitas budaya melalui metode bimbingan yang menyenangkan
2.
Meningkatkan
efektifitas dan kulaitas pembelajaran bahasa dengan pembelajaran yang menarik
sesuai karakter anak
3.
Menciptakan
lingkungan belajar yang nyaman demi efiktifitas kegiatan pembelajaran
4.
Menumbuhkembangkan
semangat berprestasi sehingga saling berlomba dalam kebaikan
5.
Menumbuhkembangkan
penghayatan terhadap agama yang dianut sehingga menjadi iman yang bermoral
D.
GAMBARAN UMUM BIDANG KEPELOPORAN
Desa Bedagas adalah sebuah desa di Kecamatan Pengadegan yang
sekarang terkenal dengan tempat rekreasi daur ulang atau pengolahan sampah di
Purbalingga. Desa ini memiliki masyarakat yang kebanyakan pekerjaan sehari
harinya adalah bertani atau buruh. Masih belum banyak masyarakat desa ini yang
menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.
Sebagian besar generasi muda penerus bangsa di desa ini hanya
sekolah formal sampai SMP saja kemudian bekerja apa adanya. Akan tetapi karena
kualitas SDM yang belum maksimal sehingga pekerjaan yang digeluti kurang
memberikan dampak maksimal kepada ekonomi keluarga. Padahal jika memiliki
kemampuan terbatas namun bisa menggunakan bahasa asing dengan bagus semua ini
bisa dirubah.
Oleh karena inilah Sareh yang sudah lulus dari s2 merasa perlu
menyadarkan masyarakat desanya agar mereka mempelajari bahasa asing khususnya
bahasa Arab dan bahasa Inggris. Karena kedua bahasa ini adalah bahasa
internasional yang sangat dibutuhkan ketika seseorang ingin menyerap ilmu dari
sumber utama, mendapatkan beasiswa, melanjutkan sekolah s2, atau bekerja di
luar negeri dengan gaji tinggi. Akhirnya dibutalah sebuah pelatihan bahasa asing
dengan nama Rumah Sareh.
E.
SEJARAH KEPELOPORAN
Rumah Sareh
sudah ada sejak 28 April 2017 bertepatan dengan ulang tahun Sareh yang ke 24. Awalnya
itu karena Rumah Sareh dekat dengan Madrasah Diniyah yang mengajarkan Bahasa
Arab untuk santrinya, tetapi Ustadzah yang mengampu kurang maksimal dalam
pembelajarannya. Sareh yang saat itu sedang menempuh pendidikan S2 merasa
terpanggil untuk menularkan ilmu yang diperolehnya dari IAIN Purwokerto.
Kegiatan ini pada awalnnya dilaksanakan diteras
rumah yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa untuk pembelajaran bahasa. Pada
awal kemunculannya Rumah Sareh hanya mengajarkan Bahasa Arab saja. Sedangkan waktu
pelaksaannya adalah setiap hari Minggu saja pada pukul 15.00-14.30 WIB. Seiring
berjalannya waktu Rumah Sareh sekarang diadakan padahari Sabtu dan Minggu.
Sedangkan materinya adalah Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Kemudian berkaitan dengan
tempat, sekarang Rumah Sareh sudah direnovasi. Sebelah kiri rumah sudah
disetting untuk pembelajaran bahasa asing.
Sasaran peserta
Rumah Sareh memang anak yang masih sekolah di SD atau sederajat. Hal ini
dikarenakan bahwasannya pembelajaran bahasa yang dilaksanakan sedini mungkin
akan membuat anak menggunakan bahasa asing yang sudah dipelajari yang
menjadikan mereka mahir dengan sendirinya. Selain itu juga masa anak adalah
masa golden age. Pada masa ini anak sedang mengalami perkembangan otak yang sangat
maju, selain itu juga mereka belum banyak mengahabiskan waktunya untuk
melaksanakan kegiatan lain sehingga ini adalah kesempatan untuk membiasakan
berbahasa asing.
F.
HASIL KEPELOPORAN
Semenjak awal kemunculannya Rumah Sareh sudah mendapatkan apresiasi
bagus. Karena kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dengan prinsip PAIKEM
(Pembelajaran Aktiv Infofatif Kreatif Efektif dan menyenangkan). Kosakata
sebagai unjung tombak berbahasa dapat dihafalkan, dipahami, dan dipraktekan
hanya dalam waktu sehari. Ini semua karena cara menghafalkannya dibuat
menyenangkan baik dengan permainan ataupun nyanyian. Sehingga anak yang
mengikuti merasa senang dan tanpa disadari sudah mengetahui banyak kosa kata.
Selain itu dalam penerapan penggunaan kosakata, Rumah Sareh juga sembari mengajarkan akhlak
dengan cara menyusun contoh kata yang akan membuat anak menjadi tersadar untuk
melakukan hal baik. Misalnya saja saat membahas tentang cita-cita, maka tidak
boleh ada cita-cita yang nanti bertujuan untuk uang semata. Dalam pembahasan
cita-cita harus termuat nilai kebaikan atau kemanfaatan bagi sesama. Rumah
Sareh berkeyakinan dengan cara seperti ini akan menjadikan anak berkarakter dan
bermoral
G.
TANTANGAN KEPELOPORAN
Rumah Sareh yang sudah berjalan setahun lebih ini sebenarnya hanyalah
langkah awal Sareh dalam mengabdikan dirinya ke kampung halaman tercintanya
lewat jalur pendidikan. Sareh sendiri selalu bercita-cita ingin mengembangkan
Rumah Sareh hingga menjadikan desa Bedagas ini sebagai kampung Inggris atau
kampung Arab yang ada di Purbalingga. Sehingga jika hal itu diwujudkan maka
masyarakat desa Bedagas akan bertambah kualitas SDMnya, perekonomiannya akan
semakin membaik, dan Kabupapten Purbalingga akan terkenal dengan prestasinya.
H.
HAMBATAN KEPELOPORAN
Setiap orang yang memiliki mimpi besar pastilah juga memiliki
hambatan yang besar. Hambatan dari Rumah Sareh sendiri bisa dikelompokan
menjadi dua, yaitu:
1.
Hambatan
dari dalam (Intern)
a.
Sumber
Daya Pengajar
Hingga
sampai saat ini Sareh masih berjuang sendiri. Hal ini dikarenakan tidak adanya
relawan yang siap bekerja sama mengamalkan ilmu yang telah dimilikinya.
Sedangkan Sareh sendiri adalah lulusan Peendidikan Agama Islam sehingga jika
dilihat dari basicnya masih kurang relevan apalagi ketika belajar bahasa
Inggris
b.
Fasilitas/Ekonomi
Tidak
bisa dipungkiri bahwa pembelajaran bahasa itu membutuhkan banyak media yang
tentunya tidak gratis. Sedangkan Sareh sebagai Guru Tidak Tetap di SMK N 1
Kaligondang tentunya akan sulit jika harus memenuhi kebutuhan Rumah Sareh
sendiri
c.
Waktu
Pembelajaran
yang dilakukan di Rumah Sareh hanya sekitar 1,5 Jam. Ini cukup efektif untuk
mengenalkan kosa kata cara menghafal dan memahaminya. Akan tetapi butuh waktu
lebih agar anak bisa dipantau hingga waktu untuk mempraktikannya
2.
Hambatan
dari luar (Eksteren)
a.
Masyarakat
Sekitar
Meskipun
banyak respon yang positif sejak berdirinya Rumah Sareh, akan tetapi masih ada
juga suara sumbang yang mengatakan bahwa pembelajaran bahasa asing hanya akan
membuat anak semakin pusing. Apalagi sampai bermimpi menjadikan Desa Bedagas
yang dari pusat kota saja setengah jam berubah menjadi kampung Inggris atau
Arab adalah suatu isapan jempol belaka. Belum lagi ada yang sampai melarang
anaknya mengikuti Rumah Sareh karena hanya akan menghabiskan waktu tanpa
bermanfaat.
b.
Teman
Sebaya
Waktu
pembelajaran yang sore hari apalagi di akhir pekan membuat peserta didik yang
memiliki semangat nanggung menjadi goyah dan bisa tertular teman sebayanya
untuk bermain. Peserta didik yang masuknya tidak teratur akan mengganggu
penyampaian materi kepada peserta didik yang lain.
I.
LAMPIRAN
|
Gambar 1. Peserta didik Rumah Sareh |
|
Gambar 2. Ruang belajar Rumah Sareh |
|
Gambar 3. Pembelajaran Kosakata di Rumah Sareh |
|
Gambar 4. Pembelajaran dengan musik di Rumah Sareh |
|
Gambar 5. Percakapan bahasa asing di Rumah Sareh |
|
Gambar 6. Belajar sambil bermain di Rumah Sareh |
|
Gambar 7. Belajar dengan tepuk di Rumah Sareh |
|
Gambar 8. Belajar dengan prinsip PAIKEM |
No comments:
Post a Comment